Selasa, 28 Juli 2009

WARUGA

Menyaksikan waruga sebagai catatan purba masyarakat Manado, menyiratkan bahwa jejak pola budaya mulasara jenazah sangat beragam. Jenazah masyarakat purba Manado ditempatkan dalam wadah batu, kubur batu, sejenis sacrophagus, dalam posisi duduk melipat lutut menempel pada bagian perut dan dada. Sebuah pola "kembali ke asal" yang menggambarkan pola keberadaan bayi di dalam kandungan seorang ibu.

Kubur batu waruga, kini, hanya tinggal sebagai wadah. Tak ada satupun yang berisi jejak terang tentang catatan masa lalu. Hanya ada satu scene relief kasar yang menggambarkan bagaimana kubur batu itu di'adakan'. Relief baru pada dinding sebelah kiri lorong masuk ke kompleks pemakaman purba ini, cukup informatif menggambarkan keberadaan kubur-kubur batu tersebut. Dulu, konon, isi kubur ini lengkap dengan segala hiasan milik si mati. Itulah, setelah waktu berjalan panjang, amat panjang, isi kubur di'kuras' oleh para pejarah.

Kompleks kubur batu ini, kini, bersatu dengan kuburan dengan penciri yang sangat berbeda. Kuburan-kuburan lainnya yang baru, pada posisi lebih ke depan, ke arah tempat parkir objek wisata budaya ini, adalah kuburan dengan ciri nasrani. Kuburan-kuburan baru yang diposisikan seperti 'melindungi' situs catatan berharga ini, kawasannya lebih luas. Tidak kurang duapertiga kompleks situs ini. Dua 'buku catatan' berbeda jejak usia didampingkan sebagai gambaran keterikatan masa lalu dengan masa setelahnya. Dan, kaitan dengan masa kini adalah dalam bentuk pemuliaan situs ini sebagai kawasan yang dilindungi secara ilmiah maupun secara ekonomi.

Situs waruga kurang menjanjikan hal yang menarik bagi masyarakat umum. Pengunjung dari golongan masyarakat umum dibiarkan 'liar' tanpa ikatan informasi yang jelas. Apalagi bagi pengunjung yang berbekal latar keilmuan, yang ingin tahu "habis-habisan" tentang situs ini, kondisi tadi sangat mengecewakan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar